Kamis, 25 Januari 2018

Situ Bagendit

Di disebelah utara kota garut ada sebuah desa yang penduduknya kebanyakan adalah petani, tanah di desa itu sangat subur dan tidak pernah kekurangan air, sehingga sawah-sawah mereka selalu menghasilkan padi yang berlimpah ruah. Namun meski begitu, para penduduk di desa itu tetap miskin.
Tinggalah di Desa itu Nyai Endit, ia orang terkaya di desa. Rumahnya mewah, lumbung padinya sangat luas karena harus cukup menampung padi yang dibelinya dari seluruh petani di desa itu.  Seluruh petani lho. ternyata bukan dengan sukarela para petani menjual hasil panennya kepada Nyai Endit. Mereka terpaksa menjual semua hasil panennya dengan harga yang murah kalau tidak ingin cari perkara dengan centeng-centeng suruhan yang siap menghardik para petani. Jika pasokan padi mereka habis, mereka harus membeli dari Nyai Endit dengan harga yang melambung tinggi.

Di  Suatu Pagi ayam berkokok seperti biasanya, nyi endit sedang menikmati teh di depan rumahnya tiba tiba datang seorang ibu dengan anaknya yang masih bayi meminta makanan untuk mengisi rasa lapar mereka. Sang ibu memohon-mohon agar Nyai Endit memberi sedikit makanan.
Nyai endit pun masuk ke dalam rumah, ibu dan bayi berharap dapat makanan yang bisa mengganjal rasa lapar mereka. Tapi bukannya membawa sepiring makanan.... ! malah ia membawa seember air lalu disiramkan ke tubuh ibu yang sedang menggendong bayi tersebut....
kekecewaanlah yang didapatkan ibu tersebut,  dengan keadaan basah kuyup  ibu tersebut pasrah dan meninggalkan rumah nyai endit...
Desa mengalami kekeringan yang luar biasa, kelaparan dimana-mana. Warga sepakat untuk berkumpul di rumah Nyai Endit dan berharap dapat uluran tangan untuk meringankan masalah mereka.
Centeng pun melaporkan adanya warga yang berkumpul di depan pagar rumah Nyai Endit.
Centeng                       : “Di depan pagar ada banyak warga, Nyai”
Nyai                 : “Mau apa mereka?”
Centeng           : “Oh iya nyai, desa ini sedang kekeringan.sudah dua bulan tidak turun hujan, sumur-sumur warga sudah kering, jadi mereka minta air sumur dari nyai”
Nyai                 : “Apa..!, Enak saja mereka main minta aja...., Beli...! kalau tidak suruh mereka ambil air di Sungai”
Centeng pun mengusir warga yang berkerumun di depan pagar rumah Nyai Endit.
Malam begitu sunyi, sehingga suara jangkrik yang bertengger di pohon jambu didepan rumah sangat jelas terdengar, tiba-tiba ada suara ketukan pintu... siapakah gerangan yang bertamu malam-malam.
Ada seorang nenek tua renta yang bertamu kerumah Nyai Endit dan meminta makanan  sisa tapi tetap saja Nyai Endit tidak memberikan bahkan dia menawarkan makanan sisa hewan peliharaanya untuk sinenek tersebut dan akhirnya Nyai Endit mengusir nenek secara paksa sampai nenek terjatuh.
Dengan susah payah nenek bangun kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan rumah Nyi Endit.
Di tengah perjalanan ia berdo’a kepada yang Maha Kuasa
Nenek              : “Ya Allah ya tuhanku, ampunilah dosaku dan keluargaku... berilah kemakmuran pada negeri ini... hilangkanlah kejahatan yang terjadi, hanya kepada engkaulah kami meminta dan memohon pertolongan...
Malam itu sedang asyik-asyiknya Nyai endit bersama hartanya yang melimpah...., tiba-tiba saja terjadi hujan lebat dan banjir bandang. Warga masyarakat berhasil menyelamatkan diri, tapi apa yang terjadi dengan Nyi Endit. Ia tenggelam bersama harta-hartanya karena ia terlalu sibuk dengan kehidupannya. terciptalah sebuah danau akibat dari banjir tersebut, Mungkin do’a sinenek dikabulkan Tuhan Yang Maha Kuasa,

Saat ini di desa tersebut terdapat danau yang diberi nama Situ Bagendit, konon nama tersebut dari nama Nyai Endit yang menjadi korban dalam peristiwa banjir bandang tersebut. Akhirnya masyarakat sekitar danau bisa hidup makmur berkecupan tidak kekurangan sesuatu apapun. 
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Bagendit.jpg

Rabu, 24 Januari 2018

Berbagi Keceriaan Korban Kebakaran Kampung Gudang

Kak Iki Yosan bersama team Kampung Dongeng Bogor Raya mengisi kegiatan trauma healing beberapa waktu lalu di daerah Kampung Gudang Kota Bogor.
Semua tentu tak akan mau mendapatkan sebuah musibah, apalagi kebakaran yang menghabiskan harta benda dan material lainnya yang tentu merugikan berbagai pihak. saat itu terjadi mereka butuh motivasi agar tetap bertahan untuk melanjutkan kehidupan.
Kampung Dongeng Bogor Raya dengan programnya Trauma Healing Bencana hadir untuk memberikan motivasi kepada korban kebakaran Kampung Gudang khususnya kepada anak-anak usia sekolah. dengan hadirnya kami di lokasi semoga dapat menambah semangat untuk terus belajar dan melanjutkan kegiatannya untuk meraih cita di masa depan.
Harapan kami kedepannya agar dapat terus menyebarkan virus mendongeng kepada semua warga masyarakat, agar kegiatan mendongeng ini tidak hilang ditelan masa. (ans)